PELATIHAN KADER “ALA TARZAN”
Banyak
proyek/program pemerintah yang sudah dilakukan untuk mendorong pembangunan
perekonomian masyarakat perdesaan. Proyek/program tersebut dilakukan
masing-masing departemen maupun antar departemen. Pada umumnya proyek-proyek
yang digulirkan masih pada generasi pemberian bantuan fisik kepada masyarakat,
baik berupa sarana jalan, irigasi, bantuan saprotan, mesin pompa, pembangunan
sarana air bersih dan sebagainya. Kenyataannya, ketika proyek berakhir maka
keluaran proyek tersebut sudah tidak berfungsi atau bahkan hilang. beberapa
faktor yang mempengaruhi kegagalan proyek tersebut antara lain, yaitu: (1)
ketidaktepatan antara kebutuhan masyarakat dan bantuan yang diberikan (2) paket
proyek tidak dilengkapi dengan ketrampilan yang mendukung (3) tidak ada
kegiatan monitoring yang terencana (4) tidak ada kelembagaan di tingkat
masyarakat yang melanjutkan proyek.
Belajar dari berbagai kegagalan tersebut, maka PNPM-MPd hadir dengan model yang berbeda dari proyek/ program generasi sebelumnya, yang pada prinsipnya berusaha untuk menyempurnakan dengan melengkapi aspek lain seperti pelatihan untuk ketrampilan, pembentukan kelembagaan di tingkat masyarakat, atau dengan kata lain dikelola dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, hasil proyek diharapkan lebih lama dimanfaatkan oleh masyarakat bahkan berkembang memberikan dampak positif.
Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma
pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil
dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (Sumber Daya
Manusia), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Dalam hal
pengembangan aspek intelektual/ peningkatan kapasitas pelaku sesungguhnya di
wilayah kecamatan dampingan kami telah mengupayakannya dalam beberapa bentuk
pelatihan pelaku; mulai dari Pelatihan TPK, KPMD, Kader Teknis, Tim Monitoring
dll. Pelatihan-pelatihan tersebut dilakukan bukan hanya untuk menjawab
kebutuhan pada saat program berjalan/pelaksanaan saat ini, tetapi juga yang jauh lebih utama adalah
bagaimanan kita mempunyai tanggungjawab moral mempersiapkan kader pada saat
pasca program (Fase Out).
Namun dari pada
itu dalam hal menyelenggarakan pelatihan kita sering kali terjebak pada pelatihan
formal saja atau bahkan dilakukan hanya untuk formalitas belaka/ sekedar
mengejar target pelaporan. Untuk menjawab persoalan tersebut maka kita tim
fasilitator Kecamatan Jatirejo memulai dengan hal yang agak baru yaitu dengan
melakukan pelatihan di luar ruangan/ outdoor, seperti yang baru-baru ini kami
terapkan pada palatihan KPMD yang diselenggarakan tanggal 23-24 Oktober 2013
dimana hari pertama kita lakukan didalam ruangan, dan hari kedua
diselenggarakan di hutan pinus Ds. Rejosari Kec. Jatirejo.
Dilatar belakangi dari hasil evaluasi yang kami lihat dari form evaluasi
pada pelatihan hari pertama diketahui
bahwa peserta menginginkan tempat pelatihan yang agak rilek/ santai namun tetap
bisa fokus mengikuti materi pelatihan, makanya dari pihak OC berinisiatif untuk
melakukan pelatihan diluar ruangan/ outdoor.
“Ternyata benar “ dari hasil pengisian evaluasi harian oleh peserta
terhadap pelaksanaan pelatihan hari kedua jauh lebih baik dari hari pertama,
seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta dari Desa Baureno Sdri. Eli
Irmayati bahwa : “Pelatihan hari kedua yang dilaksanakan di outdoor jauh lebih
menyenangkan dan rilek sehingga saya lebih mudah menerima materi dan lebih
betah untuk duduk lama-lama mengikuti pelatihan, bahkan pada saat waktu
pelatihan sudah selesai kita masih santai duduk-duduk dilokasi pelatihan dan
sebenarnya belum ingin beranjak pergi karena masih betah”.
Mudah-mudahan proses fasilitasi yang
dilakukan tim Fasilitator Kecamatan Jatirejo benar-benar dapat membawa hikmah
dan manfaat, khususnya dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam
kerangka penanggulangan kemiskinan. Kami sadar bahwa upaya ini sudah maksimal,
tapi ibarat kerja belum apa-apa, upaya perbaikan dan pengembangan masyarakat
menuju tatanan masyarakat sejahtera, berdaya, mandiri dan madani tetap harus
dilanjutkan.
Akhir kata, hanya karena Tuhan apabila kami berbuat
kebajikan, tapi apabila berbuat keburukan itu karena kesalahan kami.
Sumber dari Fathur Rokhman, ST (FT Jatirejo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.